Senin, 21 Januari 2013

Klop dengan Munchen

Banyak yang mempertanyakan mengapa pelatih fenomenal tersebut menjatuhkan pilihannya pada Die Roten. Bundesliga kerap dianggap sebagai liga kelas dua. Pamornya juga di bawah Liga Primer Inggris. Di Liga Champions pun favorit juara lebih banyak datang dari Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol maupun Seri A Italia. Namun bukan Guardiola namanya jika keputusannya hanya didasarkan pada gengsi semata. Rupanya, Bayern Munchen menjanjikan idealisme yang sama dengan Guardiola. Kebetulan pula, pelatih Die Roten saat ini, Jupp Heynckes, memutuskan pensiun pada akhir musim 2012-13. “Saya yakin Pep sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan beberapa tawaran yang datang. Tapi, kunci keberhasilan kami meyakinkannya adalah tradisi, keseriusan dalam membangun proyek sepak bola yang merupakan fondasi utama,” ujar CEO Bayern Munchen, Karl-Heinz Rummenigge. Rummenigge tak bohong. Tulang punggung tim Munchen saat ini adalah pemain-pemain yang diorbitkan dari tim muda, seperti sang kapten, Philip Lahm dan wakilnya, Bastian Schweinsteiger. Masih ada pula Diego Contento, Thomas Muller, Holger Badstuber, David Alaba hingga Toni Kroos. Munchen juga tengah mempromosikan pemain U-20 seperti Emre Can dan Patrick Weihrauch. Dari segi kualitas tim pun, Munchen juga punya kualitas untuk bersaing dengan raksasa-raksasa Eropa lainnya dari Inggris, Spanyol maupun Italia. Musim ini, mereka berhasil lolos dari fase grup dengan status juara grup. Pada putaran 16 besar, Munchen akan menghadapi Arsenal. Guardiola juga punya kedekatan historis dengan Munchen lewat Louis van Gaal. Pelatih asal Belanda itu adalah salah satu pelatih yang meneruskan dan mengembangkan tradisi tiki taka di Barcelona, yang sejatinya berakar dari total football Belanda. Van Gaal meninggalkan Barca pada 2003 kemudian melatih Munchen pada 2009 dan membawa serta prinsip permainannya, yang hingga kini dipertahankan Die Roten. Seperti Barca, Munchen memainkan pola permainan terbuka, menyerang dengan satu penyerang tengah dan dua penyerang sayap. Kecemerlangan Guardiola di Barca banyak menuai pujian, namun tak sedikit pula yang meragukan kemampuan pelatih muda itu. Pasalnya, di Barcelona, Guardiola menangani tim yang sudah matang dengan pemain-pemain bintang seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez maupun Andres Iniesta. Keraguan tersebut menjadi tantangan utama bagi Guardiola di lembaran baru karirnya bersama Bayern Munchen. Mampukah pria pemilik nama lengkap Josep Guardiola i Sala itu mengatasinya? Kita tunggu saja di akhir musim depan.
inilah.com
Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))